Tahukah kalian bahwa Langit semakin gelap? Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, bahwa keadaan langit kini terlihat berbeda dari biasanya. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan partikel aerosol di udara yang telah mengurangi tingkat kecerahan langit selama 35 tahun terakhir. Polusi-polusi yang berupa gumpalan debu ataupun titik air yang sangat halus itu dapat menghalangi masuknya energi sinar matahari ke permukaan bumi dan kini membuat langit makin gelap. Kini langit di atas bumi diibaratkan seperti bola lampu yang memiliki 100 watt, namun tingkat kecerahannya kini menjadi 99 watt. Meskipun berkurang 1 watt atau 1 persen, dalam hal ini menyatakan bahwa angka 1 persen tersebut merupakan salah satu dari bagian rata-rata. Kini, langit-langit yang berada di Asia Tenggara, Asia Selatan, Amerika Selatan, Australia dan Afrika mengalami tingkat kecerahan yang memungkinkan lebih parah. Namun hal tersebut terjadi pengecualian di daerah Eropa. Karena di Eropa, tingkat kecerahan langit lebih cerah dibanding lainnya. Pengecualian tersebut dikarenakan Eropa mengalami pengurangan tingkat polusi aerosol. Masyarakat Eropa dinilai telah sukses mengontrol penggunaan sulfur dalam batu bara dan runtuhnya rezim komunis Eropa yang dianggap berperan karena ikut meruntuhkan tingkat produksi industri. Selama ini partikel-partikel aerosol diketahui mempengaruhi suhu dipermukaan bumi dengan 2 cara. Pertama, merefleksikan sinar matahari kembali ke luar angkasa dan mengurangi radiasi matahari yang dapat mengakibatkan pendinginan global. Kedua, menyerap radiasi itu sehingga ikut memanaskan atmosfer. Variabel efek pendinginan dan pemanasan dari aerosol itu lalu juga memodifikasi sifat tutupan awan dan curah hujan. Aerosol juga diyakini memiliki efek yang tidak langsung pada iklim dengan mengubah-ubah awan. Malah kalau tidak ada aerosol di atmosfer, tidak akan ada awan. Gas rumah kaca, begitu juga oksigen dan nitrogen yang merupakan dua komponen terbesar di atmosfer bersifat transparan. Gas rumah kaca bisa meneruskan radiasi matahari yang datang, tapi mereka memerangkapkan panas dari bumi (efek rumah kaca). Inilah yang selama ini membedakan gas efek rumah kaca dengan aerosol. Kelompok pertama, meski jumlahnya lebih sedikit, memiliki peran yang sudah jelas. Sedangkan tentang aerosol, para ilmuwan belum bisa menentukan secara akurat dampak relatif dari aerosol, baik yang alami maupun yang dihasilkan manusia terhadap iklim regional dan global. Hingga kini, beberapa peneliti belum dapat memastikan efek sebenarnya dari aerosol dikarenakan data visiblitas yang belum ada yang bisa dilakukan untuk menentukan dimana saja konsentrasi aerosol meningkat, menghilang, dan tetap konstan. Itulah sebabnya selama ini belum ada kepastian yang jelas apakah aerosol berperan memanaskan atau mendinginkan bumi. Jikalau saja aerosol mendinginkan bumi, itu sangat akan bergantung pada ukuran dan komposisi artikel aerosol. Selain itu, sifat pemantulan benda dipermukaan bumi harus diikutsertakan. Gak ada salahnya kan, bila kita terus antisipasi masalah aerosol yang kian merusak pemandangan bumi kita ini. So, jangan banyak menggunakan produk berbau aerosol deh, karena selain pengaruh buruk terhadap lingkungan, aerosol juga berpengaruh buruk pada kesehatan kita lho seperti penyakit asma, terjadi kerusakan pada paru-paru dan dapat menyebabkan kematian dini. Gunakan deh produk-produk yang ramah lingkungan. Tentunya produk yang tidak menyebabkan pengaruh-pengaruh besar terhadap pemanasan global. Ayo minimasilirkan dampak pemanasan global dengan mengurangi pemakaian produk-produk aerosol agar langit lebih cerah lagi.
Sumber : http://www.kongkoow.com
1 komen..:
makasih buat artikelnya, izin share ya :)
Post a Comment
Jgn Lupa Kasih Komentarnya :) .....
Don't forget to Comment :) .....