Tuesday, June 30, 2009

JENIS CAPS

Bagi kita para graffiti artist, spray paint adalah senjata utama kita untuk beraksi. Dan untuk dapat bisa beraksi dengan maksimal, tentunya kita butuh spray cap. Masing-masing spray cap memiliki karakter khususnya masing-masing. Mari kita mengenalnya satu per satu.

Black Micro adalah sebuah cap yang berwarna full black. Ini membuatnya menjadi cap yang terlihat paling cool dibandingkan cap lainnya. Black Micro menghasilkan garis yang berjenis very-thin line dengan pinggiran tegas dan kepekatan yang sedang. Cap ini cocok untuk membuat outline.

Silver Super Fat merupakan salah satu cap paling serba guna yang pernah dibuat. Cap ini menghasilkan garis yang paling lebar dibandingkan cap lain, ditambah pinggiran yang tegas. Dengan menggunakan teknik tertentu yaitu menyemprotkan spray dengan jarak sangat dekat dengan permukaan gambar, cap ini bisa menghasilkan garis yang tipis.

Needle Cap bukanlah cap terbaik yang bisa dimiliki. Butuh keahlian sangat tinggi untuk menggunakannya. Cap ini bisa menghasilkan garis ultra-ultra-thin line dari mulutnya yang sempit. Namun karena mulutnya itu juga, cat yang disemprotkan terfokus pada satu titik dan akibatnya kepekatan catnya akan sangat tinggi, jika tidak digunakan dengan tepat, bisa banyak menghasilkan dripping dan splatter marks.

Grey Dot adalah seri pertama dari dot-colored caps. Ini adalah penghasil garis tertipis kedua setelah needle cap. Jika dibandingkan dengan Black Micro, ketebalan garisnya sama, namun kepekatan yang dihasilkan lebih ringan. Cocok untuk penekanan bagian tertentu pada gaffiti.

Black Dot nyaris sepenuhnya sama dengan grey dot, hanya saja garis yang dihasilkan oleh black dot sedikit lebih lebar.

sumber : minangart.wordpress.com

Saturday, June 20, 2009

Sedih itu..

Terhenyak dalam kesendirian ini..
Menawarkan segenap rasa..
Yang tak lain..
Selalu mengganggu jiwaku..
Disaat malam..
Disaat terbaring lemah...

Dengan melamunkan dia...
Sejenak saja..
Dalam pikiran ku yang terdalam...
Betapa telah merasuki setiap...
Sisi tenangku..

Aku diam..
Tak sanggup berujar..
Menatap segala yang telah..
Terlewati..
Dengan begitu indahnya..
Terukir.. Tertulis..
Di hamparan duniaku...

Hanya dengan cinta..
Tak tahu harus bagaimana..
Hanya dengan rasa itu..
Tak tahu harus bagaimana..
Dan hanya dengan dirinya..
Tak tahu harus bagaimana...
Melewati semua ini..

Detik demi detik..
Melawan bayangnya..
Melawan jiwanya..
Melawan ucapannya..
Melawan sifatnya..
Membuahkan..

KESEDIHAN.. untukku...

OOhhh.. begitu kuat..
Dia mengikat pikiranku...
Dalam sayap indahnya...

Tuesday, June 16, 2009

Hampa..

Sesudah beberapa hari... yang sepertinya aku jalani di saat sebelumnya. Pada hari ini, tak seperti yang beberapa hari lalu.. Menuai kesedihan, kekesalan.. Dan pedih terasa meliputi seluruh jiwaku.. Hujan, angin, turunkanlah seorang yang menjadikanku terbang.. Jauh ke atas sana.. Sebelum aku lelah dengan semua ini.. Melingkupi sendi-sendi tulangku.. Sakit tak terelakkan.. Dan yang kurasa hanya.. Kosong.. Tak berisi.. Seakan waktu membiarkanku melepas segala ruh yang melekat dengan tenangnya di ragaku.. Menghantarkan aku ke dalam dunia.. Tak bertepi.. Menjauh nan layu.. dari semua kebohongan ini.. hhuuufttt ada apa denganku??

Thursday, June 4, 2009

Jefry Design..

All pictures are designed by JEFFRY NDA.. Enjoy it...!!!!

cOMiNg sOoN.... fRoNtSaHOLic
coming soon... FRONTSAHOLIC
free on the street crew,, fRoNTs
free on the street crew,,, FRONTS
mY dESiGn
MY DESIGN

my design
my design







...me...
eVErLAstiNg aLOne

EVERLASTING ALONE


ALONE



White





Jefry Design


Tuesday, June 2, 2009

Gimana cara ngebersihin Caps??



Keterangan :
1. Biarkan caps terpasang pada cat kaleng semprot
2. Putar balikkan kaleng supaya caps berada di bawah lantai
3. Tekan kebawah dan biarkan cat menyemprot keluar
4. Setelah cat keluar dan habis dan hanya angin yang keluar berarti selang caps sudah bersih

Supaya lebih pasti lagi rendam caps didalam cairan thinner selama setengah jam, lalu keringkan.

Caps dapat digunakan berkali-kali.

Sumber : flatstreet.blogspot.com

Monday, June 1, 2009

gara-gara Aerosol! (Dampak Global Warming)

Tahukah kalian bahwa Langit semakin gelap?

alt

Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, bahwa keadaan langit kini terlihat berbeda dari biasanya. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan partikel aerosol di udara yang telah mengurangi tingkat kecerahan langit selama 35 tahun terakhir. Polusi-polusi yang berupa gumpalan debu ataupun titik air yang sangat halus itu dapat menghalangi masuknya energi sinar matahari ke permukaan bumi dan kini membuat langit makin gelap. Kini langit di atas bumi diibaratkan seperti bola lampu yang memiliki 100 watt, namun tingkat kecerahannya kini menjadi 99 watt. Meskipun berkurang 1 watt atau 1 persen, dalam hal ini menyatakan bahwa angka 1 persen tersebut merupakan salah satu dari bagian rata-rata. Kini, langit-langit yang berada di Asia Tenggara, Asia Selatan, Amerika Selatan, Australia dan Afrika mengalami tingkat kecerahan yang memungkinkan lebih parah.

Namun hal tersebut terjadi pengecualian di daerah Eropa. Karena di Eropa, tingkat kecerahan langit lebih cerah dibanding lainnya. Pengecualian tersebut dikarenakan Eropa mengalami pengurangan tingkat polusi aerosol. Masyarakat Eropa dinilai telah sukses mengontrol penggunaan sulfur dalam batu bara dan runtuhnya rezim komunis Eropa yang dianggap berperan karena ikut meruntuhkan tingkat produksi industri.

Selama ini partikel-partikel aerosol diketahui mempengaruhi suhu dipermukaan bumi dengan 2 cara. Pertama, merefleksikan sinar matahari kembali ke luar angkasa dan mengurangi radiasi matahari yang dapat mengakibatkan pendinginan global. Kedua, menyerap radiasi itu sehingga ikut memanaskan atmosfer. Variabel efek pendinginan dan pemanasan dari aerosol itu lalu juga memodifikasi sifat tutupan awan dan curah hujan.

alt

Aerosol juga diyakini memiliki efek yang tidak langsung pada iklim dengan mengubah-ubah awan. Malah kalau tidak ada aerosol di atmosfer, tidak akan ada awan. Gas rumah kaca, begitu juga oksigen dan nitrogen yang merupakan dua komponen terbesar di atmosfer bersifat transparan. Gas rumah kaca bisa meneruskan radiasi matahari yang datang, tapi mereka memerangkapkan panas dari bumi (efek rumah kaca).

Inilah yang selama ini membedakan gas efek rumah kaca dengan aerosol. Kelompok pertama, meski jumlahnya lebih sedikit, memiliki peran yang sudah jelas. Sedangkan tentang aerosol, para ilmuwan belum bisa menentukan secara akurat dampak relatif dari aerosol, baik yang alami maupun yang dihasilkan manusia terhadap iklim regional dan global.

Hingga kini, beberapa peneliti belum dapat memastikan efek sebenarnya dari aerosol dikarenakan data visiblitas yang belum ada yang bisa dilakukan untuk menentukan dimana saja konsentrasi aerosol meningkat, menghilang, dan tetap konstan. Itulah sebabnya selama ini belum ada kepastian yang jelas apakah aerosol berperan memanaskan atau mendinginkan bumi.

Jikalau saja aerosol mendinginkan bumi, itu sangat akan bergantung pada ukuran dan komposisi artikel aerosol. Selain itu, sifat pemantulan benda dipermukaan bumi harus diikutsertakan.

Gak ada salahnya kan, bila kita terus antisipasi masalah aerosol yang kian merusak pemandangan bumi kita ini. So, jangan banyak menggunakan produk berbau aerosol deh, karena selain pengaruh buruk terhadap lingkungan, aerosol juga berpengaruh buruk pada kesehatan kita lho seperti penyakit asma, terjadi kerusakan pada paru-paru dan dapat menyebabkan kematian dini. Gunakan deh produk-produk yang ramah lingkungan. Tentunya produk yang tidak menyebabkan pengaruh-pengaruh besar terhadap pemanasan global. Ayo minimasilirkan dampak pemanasan global dengan mengurangi pemakaian produk-produk aerosol agar langit lebih cerah lagi.


Sumber : http://www.kongkoow.com


Graffiti Sebagai Karya Seni?

Dinding-dinding di sepanjang Jalan Tamblong yang semula putih bersih, kini sedikit berwarna. Kini, selain dipenuhi oleh "flyers" dan poster yang ditempel sembarangan, coretan-coretan jahil yang dibuat dengan cat semprot, juga mulai memenuhi dinding-dinding tersebut. Bikin mata orang-orang yang lalu lalang, mau nggak mau seperti tersihir untuk melihat atau sekadar melirik. Katanya sih, itu adalah graffiti, coretan yang dibuat untuk mengekspresikan kebebasan.
Graffiti yang berasal dari bahasa Yunani "graphein" (menuliskan), diartikan oleh wikipedia.org sebagai coretan pada dinding atau permukaan di tempat-tempat umum, atau tempat pribadi. Coretan tersebut, bentuknya bisa berupa seni, gambar, atau hanya berupa kata-kata. Graffiti yang banyak bertebaran di jalanan kota Bandung, masih sebatas coretan kata-kata yang merupakan identitas geng atau malah hanya berupa nama. "Itu masih bisa dikategorikan sebagai seni, walau mungkin pada levelnya berbeda, ya," ungkap Roy, seorang pelaku graffiti yang sempat belia temui ketika membuat satu graffiti di sebuah distro di bilangan Jalan Burangrang, Jumat (9/12).

Penggunaan cat semprot untuk bikin sebuah graffiti, sudah mulai dikenal di New York, akhir tahun 60-an. Coretan pertama dengan cat semprot, dilakukan pada sebuah kereta subway. Seorang bernama Taki yang tinggal di 183rd Street Washington Heights, selalu menuliskan namanya, entah itu di dalam kereta subway, atau di bagian luar dan dalam bis. Taki183, gitu bunyi tulisan yang ia buat menggunakan spidol. Taki ini seperti ingin nunjukkin identitas dirinya. 183 yang ia tulis setelah namanya, nunjukkin tempat tinggalnya.

Gara-gara coretannya tersebut, orang-orang di seluruh kota jadi kenal dengan Taki, lewat coretan-coretan misteriusnya. Di tahun 1971, mister Taki ini diinterview oleh sebuah majalah terbitan New York. Dari situlah, kepopuleran Taki diikuti oleh anak-anak seluruh New York. Anak-anak ini tertarik karena kepopuleran bisa diperoleh dengan hanya menuliskan identitas mereka --disebut juga tagging-- pada bus atau kereta yang melewati seluruh kota. Semakin banyak nama atau identitas seorang anak, sudah pasti ia akan semakin populer.

Setelah spidol, media yang kemudian biasa digunakan adalah cat semprot, yang dipakai untuk nge-bomb (istilah untuk menyemprot) bagian luar kereta. Karena semakin banyaknya orang-orang yang bikin tagging, nggak heran kalau setiap writers, pengen punya style sendiri. Dari situ, mereka nambahin warna-warna yang eyecatching, efek-efek khusus, bahkan mereka mencoba untuk menuliskan namanya lebih besar. Dengan bantuan cat semprot, pengerjaan graffiti ini lebih cepet beres.

Makanya, untuk mengantisipasi tagging yang mulai mewabah, pihak kepolisian setempat sampai melarang penjualan cat semprot pada anak-anak di bawah umur. Saking banyaknya pelaku graffiti, di Meksiko pun diberlakukan aturan serupa. Bahkan, setiap pembeli cat semprot harus menunjukkan identitas yang jelas dan menyertakan alasan untuk apa cat semprot itu digunakan.

"Bikin graffiti di public space itu seperti punya gengsi sendiri. Selain itu adrenalin bakal terpacu, karena takut dikejar polisi atau gangster," kenang Roy, yang pernah ke-gap sama gangster pas bikin graffiti di public space. Yup. Selalu public space yang menjadi sasaran para seniman jalanan ini untuk berkreasi. "Sebagian orang ada yang nganggep graffiti sebagai karya seni, tapi nggak sedikit juga yang bilang kalau coretan-coretan itu malah ngerusak," kata Radi, seorang mahasiswa seni lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB.

Jika graffiti ini dilakukan tanpa seizin pemilik tempat, perbuatan ini dapat dikategorikan sebagai tindakan vandal. Mungkin banyak di antara Belia yang belum tau apa itu arti vandalisme. Vandalisme bisa diartikan sebagai tindakan yang merusak properti orang lain. It means, graffiti atau mural yang dilakukan tanpa izin di tempat-tempat umum, bisa dikategorikan sebagai vandalisme. Sementara, banyak orang yang berpendapat, kalau graffiti di dinding-dinding jalan, masih lebih baik daripada dinding-dinding tersebut kotor, tidak terawat, dan penuh dengan tempelan flyers atau brosur-brosur yang nggak penting.

Kalau Belia lewat Jalan Siliwangi, mata terasa lebih segar karena ngeliat mural di sepanjang dinding jalan, pasti setuju kalau karya seni yang seperti itu bukan termasuk perbuatan vandal. "Iyalah. Soalnya mural di Siliwangi itu legal kok. Pihak Pemda, sekitar dua tahun lalu, pernah ngasih proyek itu buat kita," kata Yogie, yang bareng Radi, jadi konseptor pembuatan mural tersebut.

Mural yang berarti lukisan pada permukaan yang lebar, memang terasa lebih legal dibandingkan dengan graffiti yang berkesan liar. "Bedanya sih, mungkin hanya pada medianya aja ya. Kalau graffiti banyak pake cat semprot, sementara mural make cat tembok. Kalau nyeni atau nggaknya ya, tergantung yang liat. Nggak ada parameter khusus," lanjut Yogie.

Senada dengan Yogie, Roy pun bilang kalau bagus atau jelek itu relatif. "Susah sih, kalau mau bilang bagus atau jelek. Isi tulisan-tulisannya, mungkin dibilang jelek tapi malah keinget terus sama yang baca. Tapi graffiti di film Alexandria saya bilang butut, sementara orang lain mungkin bilang itu bagus," tandas Roy sembari memberi contoh.

Legal atau nggaknya sebuah karya di jalanan, bagi Roy yang juga lulusan FSRD ini, tetap dinilai sebagai sebuah karya. "Di Jogja, graffiti dan mural malah dilegalkan. Pemerintah setempat ngebolehin, bahkan menyediakan lahan untuk para street art berkarya. Sementara di Bandung, belum ada pelegalan seperti itu. Beda ceritanya kalau lu punya duit," katanya sedikit berapi-api.

Alih-alih sebagai tindakan vandal, graffiti, mural, tagging, dan sebagainya adalah merupakan kebebasan berekspresi. Tetapi, kebebasan berekspresi saat ini masih didominasi oleh kaum berduit, yang mampu membeli tempat untuk menumpahkan kreativitasnya. Sementara para seniman jalanan, mesti sembunyi-sembunyi atau malah kejar-kejaran dengan pihak aparat hanya untuk berkreasi. "Seniman yang jelas-jelas bikin karya di privat place aja sempat dibakar aparat, apalagi street art yang berkarya di public space," lanjut Roy.

Setiap seniman punya style masing-masing untuk mengekspresikan karyanya. Makanya, tidak sedikit seniman yang malah "bersaing" untuk bisa menciptakan karya bagus di tempat yang lebih lebar, misalnya, atau untuk meraih kepopuleran. Selain saingan, ada juga proses pembelajaran yang diturunkan dari seniman yang tergolong kelas senior kepada juniornya. "Yang baru belajar biasanya jadi kenek dulu. Kerjaannya masih sebatas ngewarnain, atau bantuin yang gampang. Seniornya, yang bikin sketsa di kertas dan di dinding," ujar Roy.

Proses bikin graffiti atau mural kurang lebih sama. Pertama, sketsa dibuat pada kertas, lalu kemudian sketsa tersebut dipindahkan ke dinding. "Yang lebih gampang sih, si sketsa udah "ditembakkin" pake proyektor, jadi nggak perlu bikin sketsa di tembok. Tapi, ya, gengsinya mungkin lebih turun kalau dibantu pake proyektor," kata Roy lagi.

Nggak sedikit duit yang dikeluarin untuk bikin satu graffiti atau mural. "Untuk bikin gambar di tembok yang berukuran sedang, bisa habis kira-kira dua puluh kaleng cat semprot. Sementara ini (garasi distro yang sedang dibuat graffiti-red) abis 40an kaleng," jelas Roy.

Sayang banget kan kalau hanya ngabisin cat semprot untuk tulisan-tulisan yang nggak ada maknanya, atau malah bikin sebel orang yang liat. Radi dan Yogie pun punya pendapat serupa. "Kalau mau bikin graffiti atau mural, mending sekalian yang edun, daripada hanya tulisan atau gambar yang teu kaharti."katanya.

Graffiti sampai kapan pun mungkin bakal jadi kontroversi. Di satu pihak bakal bilang kalau graffiti itu perbuatan vandal, tapi pihak yang lain mengartikan seni, kebebasan berekspresi. Lain halnya di Yogyakarta, yang setiap seniman bebas berkarya, pihak pemerintah pun nggak perlu repot-repot ngejar-ngejar seniman yang bandel. Karya yang nggak bikin sakit mata, lebih-lebih sakit hati, tentu bakal diapresiasi dengan baik oleh masyarakat. Kebebasan berekspresi bisa saja diredam, tapi nggak bisa dihentikan.

Sumber : http://www.forplid.net

follow us

 
Powered by Blogger